Newest Post
// Posted by :Unknown
// On :Minggu, 05 Oktober 2014
Mr Liang adalah seorang pengusaha muda, baru berumur 38 tahun.
Perusahaan Mr Liang, Xunrui communication membeli komponen smartphone.
Lalu diberikan ke pabrik kecil di sekitar Shenzen Cina Selatan. Disana
tangan cekatan merakit bagian dan komponen smartphone.
Produsen smartphone tahun lalu membuat 700 juta smartphone. Merek paling akrab adalah Samsung dan Apple. Menjual produknya diatas $300 lebih. Merek impor walau di produksi di Cina sendiri.
Berbeda dengan smartphone Cina, komponen diambil dari beberapa pabrik kecil. Perubahan terjadi sejak 2011, pabrik procesor mulai menjual procesor smartphone Android dan lebih mudah diproduksi untuk smartphone murah. Membuat harga smartphone lebih terjangkau. Memaksa Nokia, Apple dan Samsung memikirkan dan membuat produk lebih terjangkau. Mr Liang mengatakan produksi mereka hampir sama, perbedaan hanya pada biaya dan merek.
Merek Cina yang kuat seperti Lenovo dan Huawei sangat besar disana. Menawarkan smartphone kelas menengah hanya $200. Lenovo berhasil mengambil 12% pasar ponsel penduduk Cina.
Bagaimana dengan ponsel murah buatan China, misalnya di pabrik Guo Wei yang salah satu pabrik smartphone di Cina. Menawarkan biaya produksi sebuah ponsel hanya $65 saja. Smartphone buatan Mr Liang boleh di bilang sangat murah. Dia membangun pabriknya di Shenzhen. Dulunya perusahaan Mr Liang peralatan telepon Fix Line dan peralatan radio, sekarang memproduksi smartphone kelas entry level.
Ada satu ruang pabrik yang sangat steril dan pekerja harus mengunakan baju biru untuk bekerja. Terdapat 5 jalur produksi, masing masing dengan 35 orang pekerja yang mampu merakit dan menyolder smartphone sebanyak 3000 unit perhari.
Satu jalur produksi memerlukan investasi peralatan seharga $1,6 juta kata manajer produksinya sambil memperlihatkan jalur produksi dan peralatan pemeriksaan solder yang canggih dari Korea. Mr Li yang sudah lama bekerja mengatakan pembuatan smartphone jauh lebih rumit dibanding telepon rumah biasa. Si insinyur tersebut bergabung sejak 17 tahun lalu, ketika bekerja di departemen perbaikan telepon. Pabriknya sudah beralih membuat smartphone karena pasarnya sangat besar. Dan munculnya chip buatan Mediatek dan Speadtrum yang murah dibanding merek Qualcomm dan merek produsen Amerika. Perusahaan procesor Speadtrum sendiri tahun ini mungkin sudah menjual lebih dari 100 juta unit chip untuk smartphone.
Setiap chipset procesor hanya $5-10, tergantung model dan ukuran serta fitur yang ada di procesor smartphone. Mr Liang mengatakan untuk membuat sebuah smartphone membutuhkan komponen sampai $40. Pabriknya mampu membuat 30 ribu unit perhari untuk merek Konka Mobile dan perusahaan telekom Cina Unicom. Mr Liang tidak menjual smartphone dengan merek sendiri, tapi dibuat atas pesanan merek lain. Sama seperti merek internasional yang memesan smartphone sesuai spesifikasi mereka. Misalnya Apple dibuat oleh perusahan Foxconn asal Taiwan, tapi pabrik mereka berada di Cina.
Di Cina memang heboh, perusahaan telekom berani memberikan subsidi ke pembeli. Satu ponsel seharga yang sudah murah sekali sekitar $65 bisa dijual $35 dengan sistem kontrak dari perusahaan telekom. Cina memang menjadi pasar terbesar ponsel dunia. Mr Liang mengatakan ingin membuat smartphone yang terjangkau walau produk mereka tidak sebagus iPhone. Smartphone buatan Mr Liang masih kalah, contoh pada layar LCD memiliki resolusi lebih rendah, camera tidak secanggih merek besar lainnya dan baterainya kurang kuat. Tetapi masyarakat disana bisa menreima karena pembeli belum tentu membutuhkan produk yang sempurna. Murah dan bisa dipakai memiliki pasar sendiri.
Demikian cerita dari China dalam memproduksi smartphone murah.
Produsen smartphone tahun lalu membuat 700 juta smartphone. Merek paling akrab adalah Samsung dan Apple. Menjual produknya diatas $300 lebih. Merek impor walau di produksi di Cina sendiri.
Berbeda dengan smartphone Cina, komponen diambil dari beberapa pabrik kecil. Perubahan terjadi sejak 2011, pabrik procesor mulai menjual procesor smartphone Android dan lebih mudah diproduksi untuk smartphone murah. Membuat harga smartphone lebih terjangkau. Memaksa Nokia, Apple dan Samsung memikirkan dan membuat produk lebih terjangkau. Mr Liang mengatakan produksi mereka hampir sama, perbedaan hanya pada biaya dan merek.
Merek Cina yang kuat seperti Lenovo dan Huawei sangat besar disana. Menawarkan smartphone kelas menengah hanya $200. Lenovo berhasil mengambil 12% pasar ponsel penduduk Cina.
Bagaimana dengan ponsel murah buatan China, misalnya di pabrik Guo Wei yang salah satu pabrik smartphone di Cina. Menawarkan biaya produksi sebuah ponsel hanya $65 saja. Smartphone buatan Mr Liang boleh di bilang sangat murah. Dia membangun pabriknya di Shenzhen. Dulunya perusahaan Mr Liang peralatan telepon Fix Line dan peralatan radio, sekarang memproduksi smartphone kelas entry level.
Ada satu ruang pabrik yang sangat steril dan pekerja harus mengunakan baju biru untuk bekerja. Terdapat 5 jalur produksi, masing masing dengan 35 orang pekerja yang mampu merakit dan menyolder smartphone sebanyak 3000 unit perhari.
Satu jalur produksi memerlukan investasi peralatan seharga $1,6 juta kata manajer produksinya sambil memperlihatkan jalur produksi dan peralatan pemeriksaan solder yang canggih dari Korea. Mr Li yang sudah lama bekerja mengatakan pembuatan smartphone jauh lebih rumit dibanding telepon rumah biasa. Si insinyur tersebut bergabung sejak 17 tahun lalu, ketika bekerja di departemen perbaikan telepon. Pabriknya sudah beralih membuat smartphone karena pasarnya sangat besar. Dan munculnya chip buatan Mediatek dan Speadtrum yang murah dibanding merek Qualcomm dan merek produsen Amerika. Perusahaan procesor Speadtrum sendiri tahun ini mungkin sudah menjual lebih dari 100 juta unit chip untuk smartphone.
Setiap chipset procesor hanya $5-10, tergantung model dan ukuran serta fitur yang ada di procesor smartphone. Mr Liang mengatakan untuk membuat sebuah smartphone membutuhkan komponen sampai $40. Pabriknya mampu membuat 30 ribu unit perhari untuk merek Konka Mobile dan perusahaan telekom Cina Unicom. Mr Liang tidak menjual smartphone dengan merek sendiri, tapi dibuat atas pesanan merek lain. Sama seperti merek internasional yang memesan smartphone sesuai spesifikasi mereka. Misalnya Apple dibuat oleh perusahan Foxconn asal Taiwan, tapi pabrik mereka berada di Cina.
Di Cina memang heboh, perusahaan telekom berani memberikan subsidi ke pembeli. Satu ponsel seharga yang sudah murah sekali sekitar $65 bisa dijual $35 dengan sistem kontrak dari perusahaan telekom. Cina memang menjadi pasar terbesar ponsel dunia. Mr Liang mengatakan ingin membuat smartphone yang terjangkau walau produk mereka tidak sebagus iPhone. Smartphone buatan Mr Liang masih kalah, contoh pada layar LCD memiliki resolusi lebih rendah, camera tidak secanggih merek besar lainnya dan baterainya kurang kuat. Tetapi masyarakat disana bisa menreima karena pembeli belum tentu membutuhkan produk yang sempurna. Murah dan bisa dipakai memiliki pasar sendiri.
Demikian cerita dari China dalam memproduksi smartphone murah.